Penyakit menular seksual adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual.
Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
Tanda dan gejala PMS
Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar tubuh, gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan. Tanda-tanda PMS pada laki-laki antara lain:
1. berupa bintil-bintil berisi cairan,
2. lecet atau borok pada penis/alat kelamin,
3. luka tidak sakit;
4. keras dan berwarna merah pada alat kelamin,
5. adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam,
6. rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin,
7. rasa sakit yang hebat pada saat kencing,
8. kencing nanah atau darah yang berbau busuk,
9. bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain:
1. rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual,
2. rasa nyeri pada perut bagian bawah,
3. pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,
4. keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya,
5. keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal,
6. timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
7. bintil-bintil berisi cairan,
8. lecet atau borok pada alat kelamin.
Cara menghindarkan diri dari PMS
Bagi remaja yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual, saling setia bagi pasangan yang sudah menikah, hindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko, selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS, selalu menjaga kebersihan alat kelamin. Jenis-jenis PMS. Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah gonore (GO), sifilis (raja singa), herpes kelamin, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina, kutil kelamin.
Pengobatan PMS
Kebanyakan PMS dapat diobati, namun ada beberapa yang tidak bisa diobati secara tuntas seperti HIV/AIDS dan herpes kelamin.
Jika kita terkena PMS, satu-stunya cara adalah berobat ke dokter atau tenaga kesehatan. Jangan mengobati diri sendiri. Selain itu, pasangan kita juga harus diobati agar tidak saling menularkan kembali penyakit tersebut. Mitos-mitos seputar PMS. Perlu diketahui bahwa PMS tidak dapat dicegah hanya dengan memilih pasangan yang kelihatan bersih penampilannya, mencuci alat kelamin setelah berhubungan seksual, minum jamu-jamuan, minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seks.
Sifilis
Sifilis adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, bentuknya sangat kecil. Bakteri tersebut umumnya hidup di mukosa (saluran) genetalia, rektum, dan mulut yang hangat dan basah. Bakteri penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan atau dipakai oleh pengindap. Sifilis merupakan penyakit kronis yang berkembang lewat beberapa stadium. Gambaran klinis:
1. Sifilis primer, tanda klinis yang pertama muncul adalah tukak, dapat terjadi di mana saja di daerah genitalia eksterna, 3 minggu setelah kontak. Lesi dapat khas, akan tetapi dapat juga tidak khas. Jumlah tukak biasanya hanya satu, meskipun dapat juga multipel. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami erosi, teraba keras karena terdapat indurasi.
Permukaan dapat tertutup krusta dan terjadi ulserasi.
2. Sifilis sekunder, berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir, dan organ tubuh. Dapat disertai demam, malaise. Juga adanya kelainan kulit dan selaput lendir dapat diduga sifilis sekunder.
3. Sifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan serologis reaktif. Dalam perjalanan penyakit sifilis selalu melalui tingkat laten, selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Diagnosis sifilis laten ditegakkan setelah diperoleh anamnesis yang jelas, hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya kelainan yang awal mulanya di sebabkan oleh sifilis.
4. Sifilis lanjut berupa endorteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis.
Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Masa tunas Trichomonas vaginalis sulit untuk dipastikan, tetapi diperkirakan berkisar antara 3 sampai 28 hari. Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama sekali. Bila ada keluhan biasanya berupa lendir vagina yang banyak dan berbau. Lendir vagina yang klasik berwarna kehijauan dan berbusa, biasanya hanya ditemukan pada 10 - 30% penderita. Lendir vagina sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta kulit sekitarnya. Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah melakukan hubungan kelamin dan perdarahan diantara menstruasi. Pada pemeriksaan penderita dengan gejala vaginitis akut, tampak edema dan eritema pada labium yang terasa nyeri, sedangkan pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan abses-abses kecil dan maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam tubuh.
Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi saluran kelamin yang disebabkan oleh Candida albicans dan ragi (Yeast) lain dari genus kandida. Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva atau vagina, juga pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit. Candida adalah mikroorganisme oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon, kuku, vagina, dan saluran anorektal.
Gejala yang biasanya muncul pada kandidosis adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau.
Pada pemeriksaan terdapat vulvitis, dengan eritema dan edema vulva, fisura perineal, pseudomembran dan lesi satelit papulopustular disekitarnya. Gejala khas adalah rasa gatal atau iritasi disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam (masam).
Keputihan biasa banyak, putih keju atau seperti kepala susu atau krim. Tetapi kebanyakkan sedikit dan cair, atau seperti susu pecah. Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju.
Pada vulva atau vagina terdapat radang, disertai maserasi, pseudomembran fisura dan lesi satelit papulopostular.
Gonore
Gonore (GO) adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh kuman yang bernama Neisseria gonorrhoaea yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum (usus bagian bawah), tenggorokan maupun bagian putih mata (Gonorhoaea Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menimbulkan nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya, meskipun di beberapa negara cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung meningkat. Penularan penyakit gonore (GO) yang lazimnya terjadi, adalah dengan melakukan hubungan seks, ataupun dengan variasinya antara lain: oral-seks (terjadinya faringitis GO), anal-seks (terjadinya proktitis GO) juga terjadinya gonoblenorrhoea pada mata bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang menderita GO ataupun terjadinya kolpitis GO pada bayi atau anak wanita karena orang tua atau pengasuh yang merawat sehariharinya menderita GO adalah merupakan cara penularan lain yang dapat terjadi karena hidup yang tidak higienis.
Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar. Pada wanita gonore umumnya tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang senggama) kaum wanita yang terinfeksi gonore.
HIV/AIDS
Perdebatan seputar asal-usul AIDS telah sangat menarik perhatian dan sengketa sejak awal epidemi. Namun, bahaya mencoba mengenali dari mana AIDS berasal. Orang-orang dapat menggunakannya sebagai bahan perdebatan untuk menyalahkan kelompok tertentu atau gaya hidup.
Kasus AIDS pertama ditemukan di AS pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan sumber AIDS kita perlu mencari asal-usul HIV. Asal-usul HIV bukan hanya menyangkut masalah akademik, karena tidak hanya memahami dari mana asal virus tersebut tetapi juga bagaimana virus ini berkembang menjadi penting sekali untuk mengembangkan vaksin HIV dan pengobatan yang lebih efektif.
Juga, pengetahuan tentang bagaimana epidemi AIDS timbul menjadi penting dalam menentukan bentuk epidemi di masa depan serta mengembangkan pendidikan dan program pencegahan yang efektif.
Tanda-tanda dan gejala HIV/AIDS
• Penurunan berat badan sehingga 10% yang tidak diketahui puncaknya
• batuk yang kronik dan berterusan
• Demam yang berpanjangan. Demam ini berlaku secara berkala ataupun berterusan
• Pembengkakan nodus limfa terutamanya di leher, ketiak dan selakangan.
• Terserang herpes zoster yang berulang-ulang. Herpes zoster merupakan infeksi saraf oleh virus yang dicirikan oleh kehadiran lepuhan pada kulit.
• Kandidiasis di mulut dan tekak. Kandidiasis merupakan sejenis penyakit yang disebabkan oleh sejenis kulat (fungus).
Cara menghindar dari HIV/AIDS?
• Lebih aman berhubungan seks dengan pasangan tetap (tidak berganti-ganti pasangan seksual).
• Hindari hubungan seks di luar nikah.
• Menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual berisiko tinggi seperti dengan pekerja seks komersial.
• Sedapat mungkin menghindari tranfusi darah yang tidak jelas asalnya; menggunakan alat-alat medis dan non media yang terjamin streril.