BETTER OFF WITHOUT HEART, struggling with HEART, HAVE divine blessing.

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter
  • rossi memorable photos while in Indonesia

    haaaa,,, cool .. photos when rossi come to Indonesia, many recordings that funny ..(koplak). It just sort of joke stress reliever. safely enjoy ...

  • our BECAK

    BECAK is OUR FRIENDLY ENVIRONMENT. In indonesia, Indonesian Call this "BECAK" ...

  • 10 accidents of the most famous formula 1.

    EIf talking about Formula 1, certainly not out of security talks about the race car with super high speed. Why Ayrton Senna (San Marino GP 1994) which crash visible light, was more fatal than a collision Robert Kubica (GP Canada 2007) that seems far more terrifying? Here are 10 of the many deaths in the history of Formula 1 that "establish" security Formula 1 today. ...

Twitter

Archive for November 2010


Penyakit menular seksual adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual.

Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.

Tanda dan gejala PMS

Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar tubuh, gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan. Tanda-tanda PMS pada laki-laki antara lain:

1. berupa bintil-bintil berisi cairan,

2. lecet atau borok pada penis/alat kelamin,

3. luka tidak sakit;

4. keras dan berwarna merah pada alat kelamin,

5. adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam,

6. rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin,

7. rasa sakit yang hebat pada saat kencing,

8. kencing nanah atau darah yang berbau busuk,

9. bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.

Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain:

1. rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual,

2. rasa nyeri pada perut bagian bawah,

3. pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,

4. keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya,

5. keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal,

6. timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,

7. bintil-bintil berisi cairan,

8. lecet atau borok pada alat kelamin.

Cara menghindarkan diri dari PMS

Bagi remaja yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual, saling setia bagi pasangan yang sudah menikah, hindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko, selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS, selalu menjaga kebersihan alat kelamin. Jenis-jenis PMS. Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah gonore (GO), sifilis (raja singa), herpes kelamin, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina, kutil kelamin.

Pengobatan PMS

Kebanyakan PMS dapat diobati, namun ada beberapa yang tidak bisa diobati secara tuntas seperti HIV/AIDS dan herpes kelamin.

Jika kita terkena PMS, satu-stunya cara adalah berobat ke dokter atau tenaga kesehatan. Jangan mengobati diri sendiri. Selain itu, pasangan kita juga harus diobati agar tidak saling menularkan kembali penyakit tersebut. Mitos-mitos seputar PMS. Perlu diketahui bahwa PMS tidak dapat dicegah hanya dengan memilih pasangan yang kelihatan bersih penampilannya, mencuci alat kelamin setelah berhubungan seksual, minum jamu-jamuan, minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seks.



Sifilis

Sifilis adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, bentuknya sangat kecil. Bakteri tersebut umumnya hidup di mukosa (saluran) genetalia, rektum, dan mulut yang hangat dan basah. Bakteri penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan atau dipakai oleh pengindap. Sifilis merupakan penyakit kronis yang berkembang lewat beberapa stadium. Gambaran klinis:

1. Sifilis primer, tanda klinis yang pertama muncul adalah tukak, dapat terjadi di mana saja di daerah genitalia eksterna, 3 minggu setelah kontak. Lesi dapat khas, akan tetapi dapat juga tidak khas. Jumlah tukak biasanya hanya satu, meskipun dapat juga multipel. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami erosi, teraba keras karena terdapat indurasi.

Permukaan dapat tertutup krusta dan terjadi ulserasi.

2. Sifilis sekunder, berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir, dan organ tubuh. Dapat disertai demam, malaise. Juga adanya kelainan kulit dan selaput lendir dapat diduga sifilis sekunder.

3. Sifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan serologis reaktif. Dalam perjalanan penyakit sifilis selalu melalui tingkat laten, selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Diagnosis sifilis laten ditegakkan setelah diperoleh anamnesis yang jelas, hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya kelainan yang awal mulanya di sebabkan oleh sifilis.

4. Sifilis lanjut berupa endorteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis.


Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Masa tunas Trichomonas vaginalis sulit untuk dipastikan, tetapi diperkirakan berkisar antara 3 sampai 28 hari. Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama sekali. Bila ada keluhan biasanya berupa lendir vagina yang banyak dan berbau. Lendir vagina yang klasik berwarna kehijauan dan berbusa, biasanya hanya ditemukan pada 10 - 30% penderita. Lendir vagina sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta kulit sekitarnya. Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah melakukan hubungan kelamin dan perdarahan diantara menstruasi. Pada pemeriksaan penderita dengan gejala vaginitis akut, tampak edema dan eritema pada labium yang terasa nyeri, sedangkan pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan abses-abses kecil dan maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam tubuh.


Kandidiasis

Kandidiasis adalah infeksi saluran kelamin yang disebabkan oleh Candida albicans dan ragi (Yeast) lain dari genus kandida. Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva atau vagina, juga pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit. Candida adalah mikroorganisme oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon, kuku, vagina, dan saluran anorektal.

Gejala yang biasanya muncul pada kandidosis adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau.

Pada pemeriksaan terdapat vulvitis, dengan eritema dan edema vulva, fisura perineal, pseudomembran dan lesi satelit papulopustular disekitarnya. Gejala khas adalah rasa gatal atau iritasi disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam (masam).

Keputihan biasa banyak, putih keju atau seperti kepala susu atau krim. Tetapi kebanyakkan sedikit dan cair, atau seperti susu pecah. Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju.

Pada vulva atau vagina terdapat radang, disertai maserasi, pseudomembran fisura dan lesi satelit papulopostular.


Gonore

Gonore (GO) adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh kuman yang bernama Neisseria gonorrhoaea yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum (usus bagian bawah), tenggorokan maupun bagian putih mata (Gonorhoaea Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.

Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menimbulkan nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya, meskipun di beberapa negara cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung meningkat. Penularan penyakit gonore (GO) yang lazimnya terjadi, adalah dengan melakukan hubungan seks, ataupun dengan variasinya antara lain: oral-seks (terjadinya faringitis GO), anal-seks (terjadinya proktitis GO) juga terjadinya gonoblenorrhoea pada mata bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang menderita GO ataupun terjadinya kolpitis GO pada bayi atau anak wanita karena orang tua atau pengasuh yang merawat sehariharinya menderita GO adalah merupakan cara penularan lain yang dapat terjadi karena hidup yang tidak higienis.

Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar. Pada wanita gonore umumnya tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang senggama) kaum wanita yang terinfeksi gonore.


HIV/AIDS

Perdebatan seputar asal-usul AIDS telah sangat menarik perhatian dan sengketa sejak awal epidemi. Namun, bahaya mencoba mengenali dari mana AIDS berasal. Orang-orang dapat menggunakannya sebagai bahan perdebatan untuk menyalahkan kelompok tertentu atau gaya hidup.

Kasus AIDS pertama ditemukan di AS pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan sumber AIDS kita perlu mencari asal-usul HIV. Asal-usul HIV bukan hanya menyangkut masalah akademik, karena tidak hanya memahami dari mana asal virus tersebut tetapi juga bagaimana virus ini berkembang menjadi penting sekali untuk mengembangkan vaksin HIV dan pengobatan yang lebih efektif.

Juga, pengetahuan tentang bagaimana epidemi AIDS timbul menjadi penting dalam menentukan bentuk epidemi di masa depan serta mengembangkan pendidikan dan program pencegahan yang efektif.



Tanda-tanda dan gejala HIV/AIDS

• Penurunan berat badan sehingga 10% yang tidak diketahui puncaknya

• batuk yang kronik dan berterusan

• Demam yang berpanjangan. Demam ini berlaku secara berkala ataupun berterusan

• Pembengkakan nodus limfa terutamanya di leher, ketiak dan selakangan.

• Terserang herpes zoster yang berulang-ulang. Herpes zoster merupakan infeksi saraf oleh virus yang dicirikan oleh kehadiran lepuhan pada kulit.

• Kandidiasis di mulut dan tekak. Kandidiasis merupakan sejenis penyakit yang disebabkan oleh sejenis kulat (fungus).



Cara menghindar dari HIV/AIDS?

• Lebih aman berhubungan seks dengan pasangan tetap (tidak berganti-ganti pasangan seksual).

• Hindari hubungan seks di luar nikah.

• Menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual berisiko tinggi seperti dengan pekerja seks komersial.

• Sedapat mungkin menghindari tranfusi darah yang tidak jelas asalnya; menggunakan alat-alat medis dan non media yang terjamin streril.

gw ada info ttg PMS [Penyakit Menular Seksual]

ga tau apakah sdh pernah di bahas sebelumnya, andai sudah, gw ga keberatan di delete topik ini

andai belum, ya semoga bisa ngasih manfaat, minimal manfaat informasinya, sbb :

PMS [Penyakit Menular Seksual] adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.

Apa bahayanya PMS bagi kamu?
PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Buat kamu remaja perempuan perlu disadari bahwa resiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksimu lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.

Apa saja tanda dan gejala PMS?
Oleh karena bentuk dan letak alat kelaminnya yang menonjol, pada laki-laki gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan, sedangkan pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari.

Pada laki-laki gejala-gejala infeksi PMS antara lain:
* Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis/alat kelamin
* Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin
* Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam
* Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin
* Rasa sakit yang hebat pada saat kencing
* Kencing nanah atau darah yang berbau busuk
* Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok
* Kehilangan berat badan yang drastis, disertai mencret terus menerus, dan sering demam serta berkeringat malam

Pada perempuan gejala-gejala PMS antara lain:
* Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual
* Rasa nyeri pada perut bagian bawah
* Pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin
* Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya
* Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
* Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks
* Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin

Bagaimana kamu bisa terhindar dari PMS?
* Bagi kamu yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual
* Saling setia bagi pasangan yang sudah menikah
* Hindari hubungan seks yang tidak aman atau beresiko
* Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS
* Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.

Apa saja jenis PMS?
Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS.
Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah:

Gonore (GO)
Kuman penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Ada masa tenggang selama 2 -10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.

Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan.

Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

Sifilis (raja singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.

Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.

Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 - 7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.

Gejala dan tanda-tandanya adalah:
* Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin
* Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang sendiri.
* Gejala kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila ada faktor pencetus (stres, haid, minuman/makanan beralkohol) dan biasanya menetap hilang timbul seumur hidup
Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarab, tetapi pengobatan anti virus bisa mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit.

Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala ber-langsung 7 - 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan.

Pada perempuan, gejalanya bisa berupa:
* Keluarnya cairan dari alat kelamin atau 'keputihan encer' berwarna putih kekuningan
* Rasa nyeri di rongga panggul
* Perdarahan setelah hubungan seksual.

Pada laki-laki gejalanya adalah:
* Rasa nyeri saat kencing
* Keluar cairan bening dari saluran kencing
* Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah

Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa PMS dan menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual.

Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia).

Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasit Trikomonas vaginalis.

Gejala dan tanda-tandanya adalah:
* Cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk
* Vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman
* Nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing


Kandidiasis vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sedemikian rupa sehingga menimbulkan keputihan.

Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.

Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.

Kutil kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.

Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin.

Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya.

Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.

Apakah PMS dapat diobati?
PMS dapat diobati. Satu-satunya cara adalah berobat ke dokter atau tenaga kesehatan. Jika kita terkena PMS, pasangan kita juga harus diperiksa dan diobati. Jangan mengobati diri sendiri.

Patuhi cara pengobatan sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk memastikan kesembuhan. Hindari hubungan seksual selama masih ada keluhan/gejala. Bila kamu hamil, beritahukan dokter atau tenaga kesehatan.

Mitos-mitos seputar PMS
Kamu perlu mengetahui dan menyadari bahwa PMS tidak dapat dicegah hanya dengan:
* Memilih pasangan yang kelihatan bersih penampilannya
* Mencuci alat kelamin setelah berhubungan seks
* Minum jamu-jamuan
* Minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seks.

Apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu temanmu yang terkena PMS?
* Anjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau petugas kesehatan, bila perlu kamu mengantarkannya
* Anjurkan untuk Jangan malu menyampaikan keluhan-keluhan kepada dokter atau petugas kesehatan
* Anjurkan untuk mematuhi aturan pengobatan sesuai petunjuk dokter/petugas kesehatan
* Anjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual lagi kecuali pakai kondom
* Anjurkan agar pasangan seksual temanmu sebaiknya juga diperiksa oleh dokter atau petugas kesehatan
* Beritahukan tentang akibat-akibat PMS yang berbahaya bagi kesehatan reproduksi
* Beritahukan untuk menghindari mengobati diri sendiri

Semoga Bisa Membuat Kita Selalu Berhati2.........


Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:

* tekanan abdomen (merasa penuh, bengkak atau kembung)
* Perasaan ingin buang air kecil terus menerus

Gejala lainnya meliputi:

* Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
* Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas, seperti sembelit
* Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
* Rasa sakit selama hubungan intim (dispareunia)
* Lemas & letih lesu yang berkelanjutan
* Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
* Perubahan dalam siklus menstruasi

KAPAN HARUS KE DOKTER
Kunjungi dokter Anda jika Anda merasakan gejala perut bengkak, kembung, sakit pada perut/panggul yang terus-menerus selama lebih dari beberapa minggu. Jika dokter tidak menemukan diagnosa kanker rahim, pastikan Anda mendapat second opinion. Pasti dokter melakukan pemeriksaan panggul Anda.

Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih dari tes berikut untuk mendiagnosa kanker rahim:

* Ultrasonografi (USG).
* Penanda tumor CA-125. Banyak wanita dengan kanker rahim memiliki kadar CA 125 yang abnormal dalam darah mereka.
* CT SCAN atau MRI

Jika tes ini mengarah ke kanker rahim, akan dilakukan operasi (laparaskopi) dimana diambil sayatan kecil di perut dan eksplorasi rongga perut untuk menentukan apakah kanker ada. Jika kanker rahim terkonfirmasi, ahli bedah dan ahli patologi akan mengidentifikasi jenis tumor dan menentukan apakah kanker telah menyebar.

STADIUM KANKER RAHIM

* Stadium I. kanker terbatas pada satu atau kedua ovarium.
* Stadium II. Kanker telah menyebar ke lokasi lain di panggul, seperti rahim atau saluran tuba.
* Stadium III. Kanker telah menyebar ke selaput perut (peritoneum) atau ke kelenjar getah bening dalam perut.
* Stadium IV. Kanker ovarium telah menyebar ke organ di luar perut.
Perawatan kanker rahim biasanya melibatkan kombinasi operasi dan kemoterapi.

OPERASI PEMBEDAHAN
Secara umum, penderita kanker rahim memerlukan pembedahan luas yang mencakup pengangkatan kedua ovarium, saluran tuba dan rahim serta kelenjar getah bening di dekatnya dan lipatan jaringan lemak perut yang dikenal sebagai omentum, di mana kanker rahim sering menyebar.

KEMOTERAPI
Setelah operasi, kemungkinan besar Anda akan menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Rejimen awal untuk kanker rahim mencakup kombinasi carboplatin (Paraplatin) dan paclitaxel (Taxol) disuntikkan ke dalam aliran darah (intravena). Efek samping - termasuk sakit perut, mual dan muntah - mungkin dapat terjadi.

RADIASI
Radiasi biasanya tidak dianggap efektif untuk kanker rahim.


DAUN jambu biji tua ternyata mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase yang berarti menghambat pertumbuhan virus berinti RNA.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, yang sejak 2003 meneliti ekstrak daun jambu biji untuk pengobatan DBD. Pada tahap awal penelitian dimulai dengan pengujian preklinik. Hasil penelitian dipaparkan oleh Kepala Badan POM Drs Sampurno MBA di Jakarta, Rabu (10/3).

Ide penelitian berasal dari Badan POM dan mereka menunjuk Dr Drs Suprapto Ma’at MS. apoteker dari Patologi FK Unair untuk meneliti daun jambu biji.

Seperti diketahui, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan angka kematian dan kesakitan yang cukup tinggi. Sampai saat ini pengobatan DBD masih bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler.

Pada tahap awal dilakukan penelitian preklinik di FK Unair yang menggunakan hewan model mencit dengan pemberian oral ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Pada penelitian tersebut dilaporkan juga bahwa ekstrak daun jambu biji terbukti dapat meningkatkan jumlah sel hemopoetik terutama megakriosit pada preparat dan kultur sumsum tulang mencit. Pada uji keamanan (toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang praktis tidak toksik.

Hambat virus dengue

Daun jambu biji memang mengandung berbagai macam komponen. Berkaitan dengan itu telah dilakukan uji invitro ekstrak daun jambu biji di mana ekstrak tersebut terbukti dapat menghambat pertumbuhan virus dengue. Kelak setelah dilakukan penelitian lebih lanjut diharapkan ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai obat anti virus dengue.

Juga telah dilakukan uji awal berupa penelitian open label di beberapa rumah sakit di Jawa Timur (RS Jombang dan RS Petrokimia Gresik) pada penderita DBD dewasa dan anak-anak.

"Hasil penelitian dibagi-bagikan ke RS Jombang dalam bentuk 30 kapsul dan 30 sirup, lalu RS Petrokimia Gresik 20 kapsul dan 20 sirup. Ada yang sukarela mau mencoba," kata Suprapto.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji dapat mempercepat peningkatan jumlah trombosit tanpa disertai efek samping yang berarti, misalnya sembelit. Penelitian open label ini masih perlu dilanjutkan dengan uji klinik untuk membuktikan khasiat dengan evidence based yang lebih kuat.

Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji terhadap sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui mekanisme kerjanya pada trombopoiesis. Juga terhadap aktivitas sistem komplemen dan sekresi TNF-Alfa olehmonosit dalam hubungannya dengan mekanisme penurunan permeabilitas pembuluh darah.

Pada tahun 2004 akan dilakukan uji klinik di RSUD Dr Soetomo Surabaya/FK Unair, yang akan dipimpin oleh Prof Dr dr Sugeng Sugijanto DSA yang dibantu dr M Nasirudin dengan Dr Ugrasena untuk pasien DBD anak dan Prof dr Edy Soewandojo SpPD untuk pasien DBD dewasa.

Badan POM dalam waktu dekat juga akan melakukan kajian-kajian intensif dengan para pakar untuk mendukung tata laksana yang sekarang ini ada. Sampurno optimis karena daun jambu biji bahan bakunya sangat mudah diperoleh dan proses teknologinya sederhana. (LOK)(11 Maret 2004).

Sumber :
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0403/11/humaniora/906798.htm
10 Mei 2009

Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRW8Gnnj4RzsrNlQ9-KIp64Ax3zLWLE2cfciYnvPsMoonT_2lkMMIh7vl-7yMnEQZUO4A32X8caTyw9XF5Iij6a0qsUBLcedTsRiWN4HVS0Yry0kHXywuF3-mJOM17uykqaadrRYSahrY/s320/CIMG3732.JPG


Ayah seorang penderita yang baru saja meninggal karena keganasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sempat bingung. Sebelum meninggal sudah 3 kali anaknya dibawa ke dokter dan 3 kali itu juga mendapat diagnosis yang berbeda.

Hari pertama didiagnosis infeksi tenggorokan, pada hari ke III setelah cek darah diagnosis berubah menjadi tifus dan akhirnya pada hari ke V divonis DBD sebagai penyebab kematiannya. Peristiwa ini sering dialami oleh penderita DBD, karena gejala awal DBD awalnya mirip dengan banyak penyakit lainnya.

Masyarakat dituntut mempunyai pengetahuan yang baik dan kecermatan yang tinggi untuk membedakan DBD dengan penyakit lainnya. Sedangkan seorang klinisi atau dokter dituntut kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, proses terjadinya penyakit, ketajaman pengamatan klinis dan interpretasi laboratorium yang benar.

Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai. Keterlambatan diagnosis berakibat keterlambatan penanganan yang berpotensi meningkatkan resiko kematian.

Manifestasi Klinis DBD yang Bervariasi
Peristiwa pitfall diagnosis atau kesalahan diagnosis penyakit DBD yang paling sering terjadi adalah demam tifoid, faringitis akut (infeksi tenggorok), ensefalitis (infeksi otak), campak, flu atau infeksi saluran napas lainnya yang disebabkan karena virus.

Bahkan belakangan ini terdapat beberapa kasus yang awalnya dicurigai flu burung tetapi ternyata mengalami penyakit DBD. Hal ini terjadi karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD sangat bervariasi. Mulai dengan gejala yang bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya hingga gejala klinis yang berat.



Gejala Umum Penyakit Demam Berdarah (DBD)
Penderita DBD dapat menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, nyeri tenggorok, nyeri perut, nyeri otot atau tulang, nyeri kepala, diare, kejang atau kesadaran menurun. Gejala ini juga dijumpai pada berbagai penyakit infeksi virus atau infeksi bakteri lainnya yang menyerang tubuh.

Menurut kriteria WHO (World Health Organization) diagnosis DBD hanya dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium trombosit dan hematokrit. Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38°C – 40°C) disertai manifestasi pendarahan berupa bintik perdarahan di kulit, pendarahan selaput putih mata, mimisan atau berak darah.

Penyakit ini ditandai oleh pembesaran hati, syok atau tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah. Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan trombosit sampai kurang dari 100.000 /mm³ pada hari ke III-V dan meningkatnya nilai hematokrit (>40%).

Bila klinisi cermat dalam ketajaman klinisnya, maka pemeriksaan laboratorium lain untuk konfirmasi diagnosis secara umum mungkin tidak diperlukan bila tanda dan gejala di atas sudah cukup jelas.

Pemeriksaan dengue blot IgG dan IgM, isolasi virus dan pemeriksaan serologi mungkin hanya diperlukan dalam bidang penelitian atau kasus yang sulit. Karena pemeriksaan tersebut sangat mahal dan khususnya pemeriksaan dengue blot sensitifitasnya tidak terlalu tinggi.

Pitfall Diagnosis Penyakit Tifus
Sering dijumpai penderita DBD juga mengalami pitfall diagnosis sebagai penyakit tifus. Kesalahan lain, sering dianggap bahwa demam disebabkan karena penyakit DBD dan tifus secara bersamaan. Kesalahan ini sering terjadi karena pemahaman yang kurang baik tentang dasar diagnosis penyakit, perjalanan penyakit dan interpretasi laboratorium.

Pola demam pada DBD biasanya mendadak tinggi, terus menerus tidak pernah turun dalam 2 hari pertama, menurun pada hari ke III dan meningkat lagi hari ke IV-V. Demam pada penyakit tifus biasanya tinggi terutama malam hari. Pada penderita DBD sering ditemukan juga peningkatan hasil Widal.

Pemeriksaan Widal adalah identifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit tifus. Kejadian seperti inilah yang menimbulkan kerancuan diagnosis DBD. Padahal pada penyakit tifus pada minggu awal panas biasanya malah tidak terdeteksi peningkatan titer Widal tersebut. Bila hasil pemeriksaan widal meningkat tinggi pada awal minggu pertama, tidak harus dicurigai sebagai penyakit tifus.

Pada beberapa penelitian menunjukkan, gangguan mekanisme pertahanan tubuh pada penderita hipersensitif atau alergi sering menimbulkan hasil widal ”false positif”. Artinya, hasilnya positif tetapi belum tentu benar mengalami penyakit tifus. Hal lain yang harus diketahui, antibodi widal dapat bertahan terus pada penderita selama 6 bulan hingga 2 tahun meskipun penyakit tifusnya sudah membaik.

Sebaiknya, pemeriksaan Widal dilakukan menjelang akhir minggu pertama panas atau awal minggu ke dua panas. Sejauh ini akurasi tes widal sebagai diagnosis penyakit tifus masih banyak terdapat kelemahannya. Diagnosis pasti penyakit tifus adalah dengan pemeriksaan kultur darah, bukan dengan pemeriksaan widal.

Penulis telah mengadakan pengamatan terhadap 24 penderita DBD yang disertai pemeriksaan widal yang positip. Ternyata dalam evaluasi lebih lanjut, didapatkan hasil kultur darah kuman tifus negatif. Artinya, bukan penyakit tifus meskipun hasil widal positip.

Penyakit Campak dan ISPA
Manifestasi yang tidak biasa pada penderita DBD adalah timbul rash atau bercak kemerahan yang mirip dengan penyakit campak. Hal ini sering terjadi pada penderita yang sebelumnya sering mengalami riwayat hipersensitif atau alergi pada kulit.

Pada penyakit campak, bercak merah timbul biasanya pada demam hari ke III-V, kemudian akan berkurang pada minggu keII dan menimbulkan bekas terkelupas dan bercak kehitaman. Penyakit campak harus diawali dengan keluhan pilek dan batuk mulai demam pada hari pertama.

Pada penderita DBD, biasanya bercak ini timbul saat hari ke II-III, hari ke IV-V menghilang dan tidak diikuti proses terkelupas dan bercak kehitaman pada kulit.

Pada awal perjalanan penyakit, DBD sangat sulit dibedakan dengan Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA) seperti flu, infeksi tenggorok atau infeksi lainnya yang disebabkan karena virus.

Gejala batuk, pilek, demam hampir sama. Mungkin yang sedikit dapat menjadi perhatian adalah bila pada penyakit flu biasanya diawali dengan batuk dan pilek pada saat demam hari pertama, akan menghilang secara bertahap setelah 7-14 hari.

Sedangkan pada penyakit DBD, biasanya timbul batuk dan pilek saat demam hari ke III-V, dan setelah hari ke VI batuk drastis menghilang. Penderita DBD yang mengalami keluhan batuk atau pilek, biasanya mempunyai riwayat hipersensitif pada saluran napas atas yang sering mengalami pilek, batuk berulang, lama atau asma.

Cara Menyikapinya Kesalahan Diagnosis Demam Berdarah
Kesalahan diagnosis dapat mengakibatkan keterlambatan diagnosis yang berujung pada keterlambatan penanganan dan berpotensi meningkatkan resiko kematian. Diperlukan pemahaman yang baik tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue dan proses terjadinya penyakit, ketajaman pengamatan klinis serta interpretasi hasil laboratorium yang benar.

Hasil pemeriksaan laboratorium tertentu bukan satu-satunya konfirmasi diagnosis, harus diikuti ketajaman pengamatan klinis dan interpretasi yang benar.

Penanganan suatu penyakit yang ideal bukan hanya sekedar “mengobati hasil laboratorium” tetapi memberikan terapi yang benar berdasarkan tanda dan gejala penyakit yang ada pada penderita.

Dalam keadaan kasus penyakit DBD yang meningkat seperti sekarang ini, bila didapatkan tanda dan gejala DBD tetapi disertai penetapan diagnosis penyakit lain maka sebaiknya fokus utama penatalaksanaan pada kecurigaan penyakit DBD.

Dalam keadaan tertentu mungkin lebih baik terjadi “overdiagnosis” DBD, dibandingkan “underdiagnosis” DBD. Karena, keterlambatan penanganan penyakit DBD, lebih fatal dibandingkan penyakit lainnya. Tetapi bukan berarti setiap demam harus dicurigai DBD, memang sulit khan?

Sumber :
Dr Widodo Judarwanto SpA, dalam :
http://astaqauliyah.com/2007/01/25/kemiripan-dbd-dengan-penyakit-lainnya/


Musim hujan sudah tiba, curah hujan semakin meningkat. Genangan air mulai muncul. Di beberapa tempat malahan sudah terjadi banjir. Saat-saat seperti inilah, kita harus lebih waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

DBD adalah penyakit yang disebarkan oleh virus. Kebanyakan korbannya tidak menujukkan gejala infeksi yang jelas, biasanya hanya mengalami sakit kepala, demam dan nyeri persendian.

Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa merusak pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Virus DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang mengigit korban yang terkena DBD.

Nyamuk Aedes Aegypti senang dengan genangan air bersih yang tidak mengalir dan tidak terkena sinar matahari. Nyamuk tersebut keluar pada jam 10 pagi hingga jam 6 sore. Untuk mencegahnya, jagalah kebersihan lingkungan dan lakukan 3M ( menguras tempat berkembang biak jentik, menutup wadah air, mengubur kaleng dan ban bekas)
Gejala infeksi DBD yang dipaparkan oleh Dr. Sukman Tulus Putra, SpA(K), FACC, FESC:

Umumnya penderita akan merasakan gejala demam mendadak tinggi 2-7 hari, sakit kepala, serta terasa nyeri pada otot, sendi, serta tulang, dan dapat muncul bintik-bintik merah di dalam kulit, atau mimisan.

Penanganan di rumah adalah dengan memberi cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi (oralit, jus buah, susu, dll). Turunkan demam dengan memberi obat penurun demam parasetamol.

Periksakan ke dokter apabila dalam 3 hari demam anak tak juga turun. Meski demam turun, tetapi anak terlihat tidur terus, mengeluh sakit perut atau kaki dan tangan kanan terasa dingin seperti es, ini merupakan tanda bahaya, yaitu anak memasuki masa kritis, yaitu hari ke 4-5, adalah fase kebocoran plasma. Penanganan yang tepat pada fase ini akan memperbesar peluang untuk tidak terjadi pendarahan yang berakibat fatal.

Bila di rumah kita sudah ada yang terkena demam berdarah, ada baiknya dilakukan fogging (pengasapan). Fogging sebaiknya dilakukan 2 tahap untuk memastikan matinya nyamuk.

Jarak antara fogging pertama dan kedua, minimal adalah seminggu. Demam berdarah bisa menyerang siapa saja, biasanya usia produktif (11-45 tahun). Tetapi sebagian besar para penderitanya adalah anak-anak, karena anak-anak rentan pada keseimbangan cairan.

Jangan sampai kita menambah daftar panjang korban DBD lagi. Segera jaga kebersihan dan tetap waspada pada bahaya DBD. (wien/Mombi)

Sumber :
http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Parents-Area/Parenting-Skill/Musim-Hujan-Tiba-Waspada-Demam-Berdarah


Sampai saat ini, pengobatan khusus untuk membasmi virus demam berdarah yang terlanjur menginfeksi tubuh belum ditemukan. Pengobatan hanya ditujukan untuk mengatasi efek yang ditimbulkan oleh virus, seperti demam, kebocoran pembuluh darah, turunnya tekanan darah, dan lain-lain. Virus sendiri diharapkan akan diatasi imunitas tubuh kita.

Efek yang ditimbulkan oleh virus seringkali berada dalam tingkat yang membahayakan jiwa penderitanya. Kebocoran pembuluh darah menyebabkan pendarahan hebat, yang kerapkali harus diatasi dengan pemberian cairan infus dan transfusi darah. Jika tindakan ini gagal, oleh karena keterlambatan pengobatan atau karena keadaanya memang sangat parah, penyakit ini dapat berujung pada kematian.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi virus DBD sangat penting.

Salah satu langkahnya adalah pemberantasan penular virus DBD, yaitu nyamuk Aedes, baik Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.

Metode pemberantasan yang banyak dikampanyekan adalah 3M Plus, menguras, menutup, dan mengubur. Plusnya banyak, antara lain : melakukan penyemprotan (fogging), menabur abate di tempat yang menampung air (abatisasi), memelihara ikan pemakan jentik, dll (Litbang Depkes, 2004).

Waktu yang dibutuhkan untuk berkembangnya telur menjadi nyamuk dewasa adalah sekitar 10 hari. Oleh karena itu, menguras bak mandi harus dilakukan kurang dari 10 hari, dianjurkan tiap seminggu sekali. Dengan demikian, jentik tak akan sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Nyamuk betina dewasa yang sudah mengisap darah siap untuk bertelur. Nyamuk ini biasanya akan segera mencari tempat bertelur yang ideal, yaitu air yang jernih. Dengan menutup tempat penampungan air dan mengubur benda-benda yang dapat menampung air hujan, membuat nyamuk betina kehilangan tempat untuk menyimpan telurnya.

Jika tempat yang menampung air sukar untuk ditutup, penaburan bubuk abate perlu dipertimbangkan. Abate yang sudah ditaburkan akan segera menempel di dinding tempat penampungan air. Jika jentik menyentuhnya, jentik tersebut akan mati. Keamanan penggunaan abate telah diakui oleh WHO dan Depkes.

Jika di suatu daerah ada individu yang terinfeksi DBD, biasanya langsung dilakukan penyemprotan terhadap lingkungan sekitarnya, dibarengi pencarian jentik nyamuk. Penyemprotan berguna untuk membunuh nyamuk dewasa, tapi tidak mampu memberantas telur dan jentiknya. Selain itu, saat ini diperkirakan nyamuk Aedes sudah kebal terhadap insektisida yang disemprotkan ke sarang-sarang mereka.

Pakaian lengan panjang dan penggunaan antinyamuk oles (repellant) juga dapat dilakukan, terutama bagi mereka yang memasuki daerah yang diperkirakan banyak nyamuk Aedesnya.

Ternyata, banyak tindakan pencegahan yang dapat dilakukan. Tetapi, apapun cara pencegahannya, tujuannya adalah memberantas nyamuknya atau menghindar dari gigitannya. Jadi, apakah anda punya cara lain?

Referensi :
Litbang Depkes (2004) : Demam Berdarah Dengue. Dikutip 16 Nop 2007.

Sumber :
Paisal
http://www.wartamedika.com/2007/11/demam-berdarah-cegah-atau-obati.html



merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

Ciri Morfologi

Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.

Perilaku dan Sikulus Hidup

Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

Pengendalian Vektor

Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
# Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
# Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
# Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.

Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti
10 Maei 2009

Sumber Gambar :
http://www.chikungunya.in/images/global-distribution-of-aedes-aegypti.jpg
http://neeladri.files.wordpress.com/2006/10/aedes-aegypti.gif


Musim hujan telah tiba, masyarakat diminta waspada terhadap Demam Berdarah Dengue. Untuk mengindari penyakit yang belum ada obat maupun vaksinnya ini, masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan, melakukan pemberantasan jentik nyamuk dengan 3M Plus (mengubur, menguras dan menutup plus hindari gigitan nyamuk).


Demikian pesan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama berkaitan peningkatan kasus DBD di berbagai daerah serta datangnya musim hujan di Jakarta, 4 Desember 2009.

Menurut Dirjen P2PL, sejak Januari – Oktober 2009, Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menelan 1.013 korban jiwa dari total penderita sebanyak 121.423 orang (CFR: 0,83). Jumlah ini meningkat dibandingkan periode tahun 2008 yaitu 953 orang meninggal dari 117.830 kasus (CFR: 0,81). Jangan tunggu jatuh banyak korban lagi, lakukan 3 M Plus secara bersama-sama.

Dari kasus yang dilaporkan selama tahun 2009, tercatat 10 provinsi yang menunjukkan kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat (29.334 kasus 244 meninggal), DKI Jakarta (26.326 kasus 33 meninggal), Jawa Timur (15.362 kasus 147 meninggal), Jawa Tengah (15.328 kasus, 202 meninggal), Kalimantan Barat (5.619 kasus, 114 meninggal), Bali (5.334 kasus, 8 meninggal), Banten (3.527 kasus, 50 meninggal), Kalimantan Timur (2.758 kasus, 34 meninggal), Sumatera Utara (2.299 kasus, 31 meninggal), dan Sulawesi Selatan (2.296 kasus, 20 meninggal), ujar Prof. Tjandra.

Beberapa provinsi yang mengalami peningkatan kasus dibandingakan tahun 2008 adalah Jambi, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat dan Papua.

Korban akibat DDB diperkirakan terus bertambah terutama pasca banjir, pergantian musim, dan pada waktu curah hujan jarang terjadi dimana banyak penampungan air seperti vas bunga, tendon air/ water toren, bak mandi, tempayan serta ban bekas, kaleng bekas, botol minuman bekas dan sebagainya yang dekat dengan lingkungan pemukiman penduduk tidak dibersihkan, sehingga menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti penular DBD.

Nyamuk ini juga menularkan penyakit Chikungunya yang menyerang otot-otot dan menimbulkan nyeri berat. Menggigit pada siang hari dengan waku efektif 2 jam setelah matahari terbit (pukul 08.00 12.00 dan beberapa jam setelah matahari tenggelam (pukul 15.00 – 17.00). Setelah digigit nyamuk, antara 3 – 14 hari kemudian atau biasanya 4 – 7 hari akan menunjukkan gejala atau tanda-tanda DBD. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yaitu menggunakan obat nyamuk oles (repellent), menggunakan kelambu bila tidur siang, dan usir nyamuk dengan obat nyamuk bakar/ semprot baik di dalam maupun di luar rumah pada pagi dan sore hari.

Tanda atau gejala DBD yang muncul seperti bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu suhu badan lebih dari 38OC, badan terasa lemah dan lesu, gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat, nyeri ulu hati, dan muntah. Dapat pula disertai pendarahan seperti mimisan dan buang air besar bercampur darah serta turunnya jumlah trombosit hingga 100.000/mm3. Tidak perlu menunggu semua gejala ini muncul, bila menemukan beberapa tanda segera periksakan ke dokter atau sarana kesehatan terdekat.

Pertolongan pertama pada penderita dapat dilakukan dengan memberikan minum sebanyak-banyaknya (air masak, air dalam kemasan, air teh, dsb), mengompreskan air dingin pada penderita, serta memberikan obat penurun panas. Bila ada riwayat kejang, berikan obat anti kejang.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Sumber :
http://m.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3638
5 Desember 2009

Sumber Gambar:
http://rs-tamanhusada.com/admin/foto_berita/poster-demam-berdarah.jpg


Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aegepty, yang menginfeksi si calon penderita dengan empat virus.

Setelah virus masuk ke dalam darah, selanjutnya ia akan memproduksi semacam zat yang mampu melemahkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh si penderita.

Jika sudah demikian, kadar trombosit (sel darah merah) dan haemoglobin akan berkurang dratis dan berpotensi mengakibatkan kematian.
A. Ruang lingkup penyebaran : Daerah tropis dan sub tropis

Kepulauan Karibia, Puerto Rico, US Virgin Islands, Kuba, dan Amerika Tengah. Kasus demam berdarah biasanya ditularkan oleh para turis yang kembali dari wisata di Tahiti, Kepulauan Pasifik Selatan, India bagian Barat, Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah.

B. Masa berjangkit : 3-14 hari setelah digigit nyamuk aides aegepty

Dengue tidak memandang jenis kelamin dan usia. Semua orang berpotensi terjangkit demam berdarah jika kondisi tubuhnya tidak fit saat digigit nyamuk aides aegepty.

C. Tanda-tanda orang terjangkit demam berdarah :

1. Sakit kepala yang hebat
2. Pening di sekitar mata
3. Rasa nyeri dan ngilu di sekitar otot dan persendian
4. Keinginan untuk muntah yang frekuentatif.

Bagi sebagian besar penderita demam berdarah, tak lebih dari gejala panas biasa. Akan tetapi, pada sebagian kecil penderita demam berdarah (terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun) dapat lebih parah. Setelah serangan panas selama beberapa hari, anak menjadi lemah bahkan mengigau.
Beberapa penderita kehilangan kesadarannya. Keadaan ini disebut Dengue Shock. Shock ini menyerupai shock akibat penyakit kolera. Namun pada penderita demam berdarah tidak mengalami menceret.

Anak-anak penderita demam berdarah harus dirawat di rumah sakit dengan pemberian cairan infus, sedangkan pemberian cairan rehidrasi melalui mulut (yang dilakukan sebagai tindakan permulaan) dapat menyelamatkan jiwa si anak dan harus dimulai segera setelah timbul kecurigaan akan penyakit demam berdarah. Selain itu, anak harus minum sebanyak mungkin sementara ia diangkut ke rumah sakit.

E. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan :

1. Berikan Cairan untuk Mengatasi Shock

* Demam berdarah biasanya diikuti oleh pendarahan di sekitar gusi, dubur, lambung bagian dalam atau timbul bercak-bercak merah di kulit bagian bawah. Jika tidak segera ditangani, perdarahan ini akan menghebat. Hanya transufi darah yang dapat menyelamatkan si penderita.
* Hindari pemakaian aspirin/asam acetylsalicylat. Obat ini menimbulkan proses pembekuan darah menjadi abnormal.
* Hindari penggunaan parasetamol untuk menurunkan panas si penderita. Cara yang paling aman adalah dengan menggunakan air biasa dan mengipasi seluruh tubuh.
* Berikan cairan yang banyak untuk mengatasi shock dan perdarahan.
* Segera bawa si penderita ke rumah sakit terdekat

2. Membasmi Tempat Berkembangbiaknya Nyamuk

* Gunakan kelambu dan obat nyamuk saat tidur. Ini dimaksudkan agar nyamuk tidak bisa menggigit dan menularkan virus dengue.
* Usahakan jangan terlalu bergantung pada tindakan penyemprotan untuk membasmi sarang nyamuk. Disiplinkan diri untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
* Mengubur barang-barang yang dapat menampung air dan menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit demam berdarah.

F. Pengobatan Alternatif untuk penderita Demam Berdarah :

* Meminum jus jambu biji merah
* Jus kurma dicampur madu diyakini mampu menaikkan kadar trombosit di dalam darah si penderita
* Berbagai pengobatan dengan membuat ramuan dari bahan-bahan alam


Penularan

Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya.[2] Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur.[8] Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular. [9]

* Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
* Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita.

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.

Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.
[sunting] Perawatan

Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.[2]

Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.[8] Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).[10]

Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale).selain itu juga ada pengobatan alternatif lain seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga dengan standar medis.

(wikipedia)


Diagnosis

Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.[6]

Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral. [7]

Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.[7]

Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.

(wikipedia)


Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain(B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas sexual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.

Masa inkubasi

Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. anda akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

Gejala

Seringkali tidak ada bagi anak kecil; demam tiba-tiba, hilang nafsu makan, mual, muntah, penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), air kencing berwarna tua, tinja pucat. Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium: (1) pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; (2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan (3) stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Masa pengasingan yang disarankan

Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.

Pencegahan

Menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus[1] yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.[2] Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.[3] Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.[4]

Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.[5]

(wikipedia)


== Jenis Virus Hepatitis ==
* '''Virus hepatitis A'''
Virus [[hepatitis A]] terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

* '''Virus hepatitis B'''
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus [[hepatitis B]] ditularkan melalui darah atau produk darah.
Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, ''sirosis'' dan [[kanker]] [[hati]].

* '''Virus hepatitis C'''
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah.
Virus [[hepatitis C]] ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.

* '''Virus hepatitis D'''
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus [[hepatitis D]] ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.

* '''Virus hepatitis E'''
Virus [[hepatitis E]] kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

* '''Virus hepatitis G'''
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
* [[Virus Mumps]]
* [[Virus Rubella]]
* [[Virus Cytomegalovirus]]
* [[Virus Epstein-Barr]]
* [[Virus Herpes]]


Hepatitis (plural hepatitides) is an inflammation of the liver characterized by the presence of inflammatory cells in the tissue of the organ. The name is from the Greek hepar (ἧπαρ), the root being hepat- (ἡπατ-), meaning liver, and suffix -itis, meaning "inflammation" (c. 1727).[1] The condition can be self-limiting (healing on its own) or can progress to fibrosis (scarring) and cirrhosis.

Hepatitis may occur with limited or no symptoms, but often leads to jaundice, anorexia (poor appetite) and malaise. Hepatitis is acute when it lasts less than six months and chronic when it persists longer. A group of viruses known as the hepatitis viruses cause most cases of hepatitis worldwide, but it can also be due to toxins (notably alcohol, certain medications and plants), other infections and autoimmune diseases.

== Penyebab ==
Hepatitis biasanya terjadi karena [[virus]], terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti ''mononukleosis infeksiosa'', demam kuning dan infeksi ''sitomegalovirus''. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

Apakah anemia itu?

Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.

Bagaimana cara mendeteksi anemia?

Anemia biasanya sudah dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah lengkap di laboratorium.

Apakah pemeriksaan darah lengkap?

Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Saat ini pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan menggunakan mesin khusus. Komponen pembentuk darah antara lain :

*
Sel darah merah (RBC).
*
Hematokrit.
*
Hemoglobin.
*
Sel darah putih (WBC).
*
Komponen sel darah putih.
*
Trombosit/Platelet.

Hanya tiga teratas dari keenam komponen darah ini yang berperanan dalam mendeteksi terjadinya anemia.

Apakah arti nilai hitung sel darah merah?

Sel darah merah (RBC) merupakan komponen darah yang terbanyak dalam satu mililiter darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan miliaran sel darah merah dalam tubuhnya. Penghitungan sel darah merah digunakan untuk menentukan apakah kadar sel darah merah rendah (anemia) atau tinggi (polisitemia).

Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk sel darah merah pun akan dievaluasi di bawah mikroskop. Segala informasi mulai dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis anemia berikut kemungkinan penyebabnya.

Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?

Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen darah yang lain.

Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?

Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil langsung pada vena yang terletak pada lengan.

Sel darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah yang dinamakan nilai hematokrit.

Apakah hemoglobin itu?

Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.

Apakah arti dari kadar hemoglobin yang rendah?

Orang dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia. Saat kadar hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula halnya dengan nilai hematokrit.

Apa akibatnya bila terjadi anemia?

Transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.

Bagaimana gejala anemia?

Orang yang mengalami anemia akan merasa cepat lelah, lemas, pucat, gelisah dan terkadang sesak.

Apa yang menyebabkan anemia?

Berikut adalah beberapa penyebab anemia yang paling sering ditemukan.

Kekurangan zat besi

Perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila dibandingkan dengan laki laki karena perempuan mengalami kehilangan darah tiap bulan saat menstruasi. Perempuan juga rentan mengalami kekurangan zat besi.

Pada orang dewasa, kekurangan zat besi sering disebabkan oleh karena kehilangan darah khronis seperti menstruasi. Kehilangan darah khronis juga bisa disebabkan oleh karena kanker terutama kanker pada usus besar.

Anemia juga bisa disebabkan oleh karena perdarahan usus yang disebabkan oleh karena konsumsi obat obatan yang mengiritasi usus.Obat yang termasuk golongan ini terutama obat NSAID.

Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi.

Perdarahan

Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.

Genetik

Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama thalasemia.

Kekurangan vitamin B12

Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.

Kekurangan asam folat

Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang hamil.

Pecahnya dinding sel darah merah

Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok terjadinya anemia jenis ini.

Gangguan sumsum tulang

Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain.

Penyebab anemia yang lain masih banyak, cuma karena keterbatasan tempat maka saya hanya menulis yang sering dijumpai saja.

Bagaimana mengobati anemia?

Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.

Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat.

Penyebab umum dari anemia:

*
o Perdarahan hebat
o Akut (mendadak)
o Kecelakaan
o Pembedahan
o Persalinan
o Pecah pembuluh darah
o Kronik (menahun)
o Perdarahan hidung
o Wasir (hemoroid)
o Ulkus peptikum
o Kanker atau polip di saluran pencernaan
o Tumor ginjal atau kandung kemih
o Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

* Berkurangnya pembentukan sel darah merah
o Kekurangan zat besi
o Kekurangan vitamin B12
o Kekurangan asam folat
o Kekurangan vitamin C
o Penyakit kronik

*
o Meningkatnya penghancuran sel darah merah
o Pembesaran limpa
o Kerusakan mekanik pada sel darah merah
o Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:
+ Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
+ Sferositosis herediter
+ Elliptositosis herediter
o Kekurangan G6PD
o Penyakit sel sabit
o Penyakit hemoglobin C
o Penyakit hemoglobin S-C
o Penyakit hemoglobin E
o Thalasemia

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .

HERNIA, Jangan Dianggap SEPELE!


Kirim Teman | Print Artikel
Hernia, sering dialami laki-laki ketimbang perempuan

Namanya terkesan indah. Bisa-bisa kita membayangkan seorang wanita cantik. Padahal hernia itu nama gangguan kesehatan yang umumnya diderita pria. Meski kebanyakan menyerang manula, ia juga bisa terjadi pada anak-anak. Oleh khalayak ramai, hernia dikenal sebagai turun berok atau burut.

Pak Jaya, 51 tahun, datang ke dokter mengeluh ada benjolan sebesar telur puyuh di lipat paha sebelah kanan. Benjolan itu keluar kalau ia berdiri, batuk-batuk, dan sehabis buang air besar, dan menghilang di pagi hari. Setelah diperiksa, ternyata Pak Jaya menderita hernia. Dokter pun menganjurkannya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah.

Nama penyakit ini berasal dari bahasa Latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Hernia dibedakan atas beberapa jenis. Penamaannya disesuaikan menurut letaknya. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi di lipat paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut. Bila terjadi di paha disebut hernia femoralis, di pusar dinamai hernia umbilikalis, dan di sekat rongga badan dijuluki hernia diafragmatika.

Selain itu, ada jenis hernia insisional, yakni yang terjadi setelah suatu pembedahan. Karena setelah pembedahan biasanya kekuatan jaringan tidak seratus persen kembali seperti semula, daerah itu kemudian menjadi lemah dan dapat mengalami hernia.

Otot dinding rongga perut melemah

*
Masyarakat awam menyangka, hernia merupakan gangguan kesehatan hanya pada kalangan estewe (setengah tua) atau usia lanjut.

Padahal, sebenarnya hernia dapat juga terjadi pada anak-anak. Ia juga lebih sering dialami laki-laki ketimbang perempuan. Ini terjadi karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Pada janin laki-laki, testis (buah pelir) turun dari rongga perut menuju skrotum (kantung kemaluan) pada bulan ketujuh hingga kedelapan usia kehamilan. Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau sebelum anak mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah yang potensial mengalami hernia.

Penderitanya sering mengeluhkan adanya benjolan yang tidak nyeri namun cukup mengganggu. Seberapa jauh mengganggunya, tergantung seberapa besar penonjolannya. Penonjolan muncul karena adanya kelemahan anatomis pada otot dinding perut menimbulkan penonjolan di tempat yang lemah tadi. Kondisi menjadi lebih parah bila ada dorongan akibat peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Misalnya, akibat mengejan ketika buang air, batuk-batuk, atau mengangkat beban berat.

Menurut dr. Rudi Hartanto, dokter spesialis bedah, pada bayi dan anak-anak, hernia merupakan keadaan bawaan sejak lahir (kongenital) dan berisi cairan. Jadi bukan hernia inguinalis pada umumnya yang berisi bagian usus. Hernia pada anak-anak terjadi karena hubungan antara rongga perut dan kantung kemaluan, yang merupakan tempat testis bergerak turun dari rongga perut ke kantung kemaluan ketika anak masih dalam kandungan, tetap ada.

Pada orang dewasa, hernia terjadi karena dua faktor utama.

Pertama, adanya otot dinding rongga, misalnya perut, yang lemah. Kedua, dorongan yang menyebabkan tekanan di dalam rongga perut meningkat. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi pada usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada wanita, kegemukan juga dapat memungkinkan timbulnya daerah yang lemah. Keadaan-keadaan itu, jika ditambah dengan faktor kedua tadi, dapat mengakibatkan usus terdorong ke dalam "daerah perbatasan" yang lemah tadi dan menonjol ke luar.

Pendapat lain menyatakan, kebiasaan merokok, penyakit yang mengenai jaringan ikat, dan penyakit gula (diabetes melitus) juga dapat mempengaruhi timbulnya hernia. Ketiganya berkaitan dengan gangguan metabolisme pada jaringan ikat.

Hernia ringan bisa bersifat reponibel, yaitu bagian usus yang keluar dapat masuk kembali ke rongga perut jika penderita berbaring atau didorong sendiri oleh penderita. Yang celaka bila hernia sudah masuk ke tahap selanjutnya, yang ireponibel. Pada tahapan ini isi hernia yang keluar tidak bisa masuk kembali meskipun didorong dari luar.

Kita juga perlu waspada jika cincin hernia berdiameter kecil. Pasalnya, bila sudah ada usus yang keluar, dengan tekanan rongga perut yang bertambah, bagian usus dapat keluar lebih banyak lagi dari lubang itu. Bila terus berlanjut, bisa menjadi hernia inkaserata, yakni bagian usus yang terjebak tidak dapat kembali. Atau menjadi hernia strangulata karena usus yang terjebak tadi dapat mengalami pembusukan dan mati karena tidak mendapat pasokan darah.

Lebih baik segera dioperasi

*
Hernia pada orang dewasa sebaiknya ditangani sedini mungkin. Bila didiamkan dan bertambah parah, nyawa bisa jadi taruhannya.

"Terapinya tak ada jalan lain, kecuali operasi," dr. Rudi menegaskan. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan. Karena penyebabnya keadaan anatomi yang melemah atau mengalami kelainan, pembedahan memang menjadi satu-satunya terapi.

Pembedahan untuk menangani hernia ini termasuk tindakan bedah yang sering dilakukan. "Operasi penderita hernia merupakan tindakan bedah kedua tersering setelah operasi usus buntu (apendisitis)," ujar dr. Rudi yang berperawakan tinggi dan ramah

Pada orang dewasa, pembedahan dilakukan untuk menutup lubang dan memperkuat bagian yang lemah. Otot perut dirapatkan menutupi lubang yang ada. Pada zaman baheula, operasi dilakukan dengan menempatkan penderita dalam "posisi Trendelenburg" (kepala di bawah) agar isi hernia masuk kembali ke rongga perut oleh gaya gravitasi Bumi.

Pembedahan dapat dilakukan terencana, tidak harus segera. Khusus untuk hernia inkarserata dan strangulata, tindakan operasi harus segera dilakukan. Bila tidak, bagian isi hernia yang terjepit lalu membusuk dan bisa menjadi sumber infeksi ke seluruh dinding usus (peritonitis). Akibat yang lebih buruk adalah kematian bagi penderitanya.

Setelah operasi, semuanya jadi beres? Belum tentu. Penderita biasanya masih mengeluh soal lain. Setelah operasi ia merasakan bagian yang dioperasi seperti tertarik dan nyeri.

Untuk mengatasi keluhan tadi, kini tersedia jala sintetis yang dikenal dengan mesh. Penggunaannya menguntungkan bagi penderita pascaoperasi, karena otot perutnya tidak lagi ditarik, sehingga penderita tidak akan merasa nyeri.

Selain tindakan bedah konvensional, kini juga ada terapi dengan teknik bedah laparoskopi. Keuntungan teknik ini antara lain, luka operasinya kecil sehingga penyembuhannya pun lebih cepat. Namun, teknik ini lebih rumit dan lebih mahal. Celakanya, hasil yang diperoleh dinilai tidak begitu maksimal, sehingga para dokter lebih memilih teknik biasa.

"Pada anak-anak, sebelum anak mencapai usia satu tahun, biasanya belum dilakukan tindakan. Diharapkan, lubang akan menutup sendiri mengikuti pertumbuhannya," tambah dokter lulusan Belgia ini. "Namun, jika setelah berusia satu tahun, lubang masih terbuka, dokter akan menganjurkan operasi. Kalau dibiarkan, lubang dapat bertambah besar. Ketika anak mulai berjalan dan beraktivitas, lubang tadi dapat terus membesar akibat dorongan terus-menerus. Akibatnya, tidak hanya cairan yang keluar, usus pun dapat keluar, sehingga berlanjut menjadi hernia." Pada anak-anak, tindakan hanya ditujukan untuk menutup lubang.

Jangan sampai kambuh

*
Penderita hernia pascaoperasi bisa mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi dalam beberapa bulan atau setahun, hal ini mungkin merupakan akibat dari pembedahan yang dilakukan.

Namun, bila kekambuhan terjadi setelah dua tahun atau lebih, tampaknya terjadi kelemahan fasia yang progresif. Hati-hati bila kekambuhan terjadi berulang. Kemungkinan hernia berkembang menjadi hernia inkarserata dan strangulata menjadi lebih besar.

Untuk mencegah kekambuhan, penderita harus menghindari hal-hal yang dapat meninggikan tekanan di dalam rongga perut, misalnya batuk dan bersin yang kuat, konstipasi (sembelit), mengejan, serta mengangkat barang berat. Misalnya, untuk menghindari batuk-batuk yang persisten, kalau ia perokok sebaiknya berhenti merokok. Jangan sampai ia harus mengejan, kalau ada kesulitan buang air kecil atau besar, sebaiknya segera berobat dan diatasi dulu. Kalau pekerjaan penderita sering menuntut dirinya mengangkat beban berat, sebaiknya ia minta dipindahtugaskan. Pada wanita yang kegemukan, dianjurkan untuk mengurangi bobot badan.

Terapi nonbedah berupa pemakaian penopang (truss) hanya bersifat menunjang, sama sekali tidak memperbaiki hernia itu, apalagi menyembuhkan. Cara ini diperuntukkan bagi penderita yang menolak operasi atau, karena keadaan yang tidak memungkinkan, tidak dapat dioperasi. Namun, untuk penderita yang menolak operasi, perlu dijelaskan bahwa keadaan penyakitnya dapat berlanjut dan akhirnya tetap diperlukan operasi. Pada keadaan lanjut itu, operasi akan menjadi lebih sulit, apalagi kalau sampai isi hernia tidak bisa dikembalikan ke tempat asalnya atau membusuk.

Jadi, dalam memandang hernia sebagai suatu penyakit, yang penting adalah penanganan secara dini dan pencegahan risiko lebih lanjut. (Intisari)


A hernia occurs when the contents of a body cavity bulge out of the area where they are normally contained. These contents, usually portions of intestine or abdominal fatty tissue, are enclosed in the thin membrane that naturally lines the inside of the cavity. Although the term hernia can be used for bulges in other areas, it most often is used to describe hernias of the lower torso (abdominal-wall hernias).

Hernias by themselves may be asymptomatic (produce no symptoms), but nearly all have a potential risk of having their blood supply cut off (becoming strangulated). If the blood supply is cut off at the hernia opening in the abdominal wall, it becomes a medical and surgical emergency as the tissue needs oxygen which is transported by the blood supply.

Different types of abdominal-wall hernias include the following:

* Inguinal (groin) hernia: Making up 75% of all abdominal-wall hernias and occurring up to 25 times more often in men than women, these hernias are divided into two different types, direct and indirect. Both occur in the groin area where the skin of the thigh joins the torso (the inguinal crease), but they have slightly different origins. Both of these types of hernias can similarly appear as a bulge in the inguinal area. Distinguishing between the direct and indirect hernia, however, is important as a clinical diagnosis.


o Indirect inguinal hernia: An indirect hernia follows the pathway that the testicles made during fetal development, descending from the abdomen into the scrotum. This pathway normally closes before birth but may remain a possible site for a hernia in later life. Sometimes the hernia sac may protrude into the scrotum. An indirect inguinal hernia may occur at any age.


o Direct inguinal hernia: The direct inguinal hernia occurs slightly to the inside of the site of the indirect hernia, in an area where the abdominal wall is naturally slightly thinner. It rarely will protrude into the scrotum. Unlike the indirect hernia, which can occur at any age, the direct hernia tends to occur in the middle-aged and elderly because their abdominal walls weaken as they age.


* Femoral hernia: The femoral canal is the path through which the femoral artery, vein, and nerve leave the abdominal cavity to enter the thigh. Although normally a tight space, sometimes it becomes large enough to allow abdominal contents (usually intestine) to protrude into the canal. A femoral hernia causes a bulge just below the inguinal crease in roughly the mid-thigh area. Usually occurring in women, femoral hernias are particularly at risk of becoming irreducible (not able to be pushed back into place) and strangulated. Not all hernias that are irreducible are strangulated (have their blood supply cut off ), but all hernias that are irreducible need to be evaluated by a health-care provider.


* Umbilical hernia: These common hernias (10%-30%) are often noted at birth as a protrusion at the bellybutton (the umbilicus). This is caused when an opening in the abdominal wall, which normally closes before birth, doesn't close completely. If small (less than half an inch), this type of hernia usually closes gradually by age 2. Larger hernias and those that do not close by themselves usually require surgery at age 2-4 years. Even if the area is closed at birth, umbilical hernias can appear later in life because this spot may remain a weaker place in the abdominal wall. Umbilical hernias can appear later in life or in women who are pregnant or who have given birth (due to the added stress on the area).


* Incisional hernia: Abdominal surgery causes a flaw in the abdominal wall. This flaw can create an area of weakness in which a hernia may develop. This occurs after 2%-10% of all abdominal surgeries, although some people are more at risk. Even after surgical repair, incisional hernias may return.


* Spigelian hernia: This rare hernia occurs along the edge of the rectus abdominus muscle, which is several inches to the side of the middle of the abdomen.


* Obturator hernia: This extremely rare abdominal hernia develops mostly in women. This hernia protrudes from the pelvic cavity through an opening in the pelvic bone (obturator foramen). This will not show any bulge but can act like a bowel obstruction and cause nausea and vomiting. Because of the lack of visible bulging, this hernia is very difficult to diagnose.


* Epigastric hernia: Occurring between the navel and the lower part of the rib cage in the midline of the abdomen, epigastric hernias are composed usually of fatty tissue and rarely contain intestine. Formed in an area of relative weakness of the abdominal wall, these hernias are often painless and unable to be pushed back into the abdomen when first discovered.